Kamis, 20 Maret 2014

TETAP BERKARYA

SAAT HARGA

MENGGILA



    Meroketnya harga kedelai dan bahan kebutuhan lainnya naik membuat pengrajin Tahu dan Tempe repot. Satu diantaranya pengrajin tahu Bapak Sumiran atau yang sering biasa dipanggil Bapak Gembong yang ada di dekat rumah saya di Jl. H. Nalih Citayam Kota Depok.



        Pengusaha asal Pekalongan Jawa Tengah ini mengeluhkan harga kedelai yang terus meroket. ” bagaimana kami harus memproduksi ?” ujar belum lama ini. Ia mengaku khawatir usaha yang di rintis sejak  tahun 1998 bakal gulung tikar. Harga 1 kg kedelai yang awal tahun ini masih Rp. 5000 kini menjadi Rp. 10.000.



        Bapak gembong tidak sendiri ada beberapa rekan sesama pengusaha  tahu yang ada di Kota Depok mengalami nasib yang sama. Namun ditengah harga yang menggila, Bapak Gembong dan rekan – rekan sesama pengusaha Tahu, mereka tetap berkarya membuat tahu agar masyarakat dapat terus menikmati makanan yang murah tapi sangat bergizi tersebut.



        Kata pak gembong yang saya wawancarai “ dulu saya bisa menabung dengan hasil menjual tahu dan anak sekolah dan dapur aman “ ungkapnya sambil tersenyum.



        Kenaikan tajam harga kedelai membuat keluhan pembuat dan pedagang tahu dan tempe, memprotes harga yang menggila beberapa waktu yang lalu pembuat tahu dan tempe seluruh Indonesia mogok masal.



        Upaya pemerintah memasok Kedelai Import ditanggapi dingin. Mereka ingin harga kedelai kembali seperti semula, kedelai lokal juga lebih menghidupi petani dibandingkan harus mengimport Kedelai terus – menerus.



                              Narasumber: Bpk Sumiran ( Gembong )