TETAP BERKARYA
SAAT HARGA
MENGGILA
Meroketnya
harga kedelai dan bahan kebutuhan lainnya naik membuat pengrajin Tahu dan Tempe
repot. Satu diantaranya pengrajin tahu Bapak Sumiran atau yang sering biasa
dipanggil Bapak Gembong yang ada di dekat rumah saya di Jl. H. Nalih Citayam
Kota Depok.
Pengusaha asal Pekalongan Jawa Tengah
ini mengeluhkan harga kedelai yang terus meroket. ” bagaimana kami harus
memproduksi ?” ujar belum lama ini. Ia mengaku khawatir usaha yang di rintis
sejak tahun 1998 bakal gulung tikar. Harga 1 kg kedelai yang awal tahun ini
masih Rp. 5000 kini menjadi Rp. 10.000.
Bapak gembong tidak sendiri ada beberapa
rekan sesama pengusaha tahu yang ada di
Kota Depok mengalami nasib yang sama. Namun ditengah harga yang menggila, Bapak
Gembong dan rekan – rekan sesama pengusaha Tahu, mereka tetap berkarya membuat
tahu agar masyarakat dapat terus menikmati makanan yang murah tapi sangat
bergizi tersebut.
Kata pak gembong yang saya wawancarai “
dulu saya bisa menabung dengan hasil menjual tahu dan anak sekolah dan dapur aman “
ungkapnya sambil tersenyum.
Kenaikan tajam harga kedelai membuat
keluhan pembuat dan pedagang tahu dan tempe, memprotes harga yang menggila
beberapa waktu yang lalu pembuat tahu dan tempe seluruh Indonesia mogok masal.
Upaya pemerintah memasok Kedelai Import
ditanggapi dingin. Mereka ingin harga kedelai kembali seperti semula, kedelai
lokal juga lebih menghidupi petani dibandingkan harus mengimport Kedelai terus
– menerus.
Narasumber: Bpk
Sumiran ( Gembong )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar